MARI BERSIKAP JUJUR
Bersikap jujur merupakan prioritas dalam menjalani segala hal. Tetapi pribahasa Jujur bakal ajur, nampaknya manjadi realita yang biasa terjadi dalam masyarakat. Adanya pungkapan jujur bakal ajur (jujur akan hancur) jelas lahir dari cara pandang masyarakat yang dilandasi oleh pertimbangan sesaat saja. Memang realita yang ada menunjukkan bahwa ungkapan jujur bakal ajur itu terjadi saat ini. Ada orang yang berlaku jujur tetapi menuai celaka. Sebaliknya banyak orang yang berbohong atau memalsukan sebuah kebenaran tampak hidup tenang dan bahagia. Jika kita kaitkan dengan uraian diatas, keganjilan yang terjadi dimasyarakat adalah masyarakat cenderung berfikir secara fisik ataupun sesaat saja tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi dari sikap tidak jujur itu. Hal ini dapat mengakibatkan lemahnya rasa ketuhanan pada kehidupan bermasyarakat.
Memang, ada orang yang bersikap jujur tetapi menuai celaka. Tetapi bagaimana dengan orang yang berbuat dusta tetapi justru mendapat kebahagiaan. Hal itu merupakan pandangan secara fisik saja tetapi secara batiniyah orang melakukan perbuatan dusta pasti ia tidak bisa merasa tentram.
Pepatah jujur bakal ajur harus kita ganti dengan pepatah jawa yaitu “jujur bakal makmur” yang artinya jujur akan membawa kebahagiaan. Pengertian kebahagiaan ini tidak hanya secara lahiriyah saja tetapi juga batiniyah, sehingga apapun penderitaan yang dialami oleh orang yang berlaku jujur tidak akan mengurangi kebaikannya secara batin.
Seseorang yang bersifat jujur akan memperoleh beberapa manfaat antara lain :
Pertama, apapun dan bagaimanapun alasannya, orang yang mampu bersikap jujur akan mendapat ketenangan hati dan dirinya tidak akan merasa bersalah. Sedangkan orang yang melakukan tindakan dusta pasti akan selalu merasa bersalah walaupun perbuatannya itu tidak akan diketahui orang lain, dan bahkan ada kekhawatiran kedustaannya akan terungkap dan dapat menimbulkan persoalan tertentu pada dirinya. Ada perasaan bersalah yang mengganggu ketenangan kehidupannya.
Kedua, akan semakin menambah keimanan kita bahwa Allah itu maha mengetahui. Sehingga apa yang kita lakukan pasti diketahui oleh Allah. Keyakinan ini bisa membawa pengaruh bahwa seseorang yang melakukan perbuatan dusta, menipu dan sejenisnya akan memiliki perasaan berdosa kepada Allah. Lebih jauh lagi, orang yang takut melakukan dosa maka ia akan takut terhadap balasan dari Allah.
Ketiga, akan terciptanya ketertiban hukum. Sikap jujur sangat diperlukan tidak hanya bagi aparat penegak hukum tetapi juga bagi masyarakat sebagai obyek dari hukum itu sendiri. Sehingga sikap jujur dapat mempengaruhi tegak atau lemahnya hukum di Indonesia dengan sikap jujur niscaya tidak akan ada kasus-kasus seperti penyuapan terhadap jaksa yang akhir-akhir ini banyak terjadi.
Dari uraian diatas, setidaknya kita bisa mendapat gambaran tentang pentingnya sikap jujur guna membangun Negara yang tidak hanya dilanda krisis ekonomi tetapi juga krisis moral.
Selasa, 12 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar